Apresiasi Seni Rupa | Modern Mancanegara | Nusantara | Seni Klasik | Kontemporer

Apresiasi Seni Rupa Modern Mancanegara dan Nusantara

Pengertian Apresiasi Seni Rupa 

Semua karya seni dapat dinilai berdasarkan kriteria yang ada. Jika seni rupa modern merupakan karya seni rupa yang memiliki ciri khas individual seperti ciri khas Affandi yang melukis tanpa kuas, sangat berlainan dengan lukisan Popo Iskandar yang melukis menggunakan kuas besar. Muncul penghargaan pada ciri pribadi perseorangan, sejak Cezane di Eropa melahirkan aliran Impresionis.
iklane
Seniman modern di Eropa pengaruhnya menjalar ke seluruh dunia hingga di Indonesia. Semua masyarakat di Indonesia yang awam, banyak mencemooh penemuan-penemuan yang sensasional dari masyarakat Eropa seperti teknik kaleng bocornya Jakson Pollock yang melukis dengan cipratan cat keluar dari kaleng berlubang. Namun, ketika motif tekstil dibuat meniru motif Jakson Pollock ternyata banyak digemari masyarakat dunia. Kini pakaian, kain gordeng, taplak, dasi, karpet, permadani, dan lain-lainnya, banyak meniru penemuan-penemuan seniman murni.

Di Indonesia penghargaan terhadap penemuan baru dalam dunia seni mulai muncul sejak lahirnya perguruan tinggi seni. Alangkah baiknya jika anda sekarang ini di bangku SMA, banyak berbuat menemukan sesuatu khususnya dalam karya seni yang bermanfaat bagi kehidupan. Untuk itu, peranan apresiasi seni sangat mutlak diperlukan.

Apresiasi Seni Rupa | Modern Mancanegara | Nusantara | Seni Klasik | Kontemporer | Seni Rupa Barat | Awal Perkembangan Seni Modern

Apresiasi Seni Klasik, Modern dan Kontemporer

1. Seni Rupa Barat Klasik

Lahir sejak zaman Yunani Kuno. Dewa-dewa mereka dipatungkan sebagai wujud manusia, tetapi lebih besar dan lebih sempurna. Proporsi bentuk manusia berikut anatominya sangat diperhatikan. Selain itu mereka juga membuat patung tokoh-tokoh sejarah, filosof, dan olahragawan mereka sendiri, patung Perikles, Plato, atau Aristoteles. Lipatan-lipatan kain pada patung diusahakan sepersis-persisnya. Lukisan-lukisan Yunani banyak ditemukan pada jambangan kermik yang beremail.
Atas jasa Iskandar Zulkarnain maka kebudayaan Yunani yang disebut Hellenisme menyebar ke Timur dan mempengaruhi seni acara Budha di India (seni Gandara). Pada zaman kekaisaran Romawi, seni rupa klasik Barat semakin realitis dan manusiawi. Banyak tokoh-tokoh Negarawan terkenal yang dibuat patung, seperti Caesar, Agustus, Hanibal, dan Konstantin. Setelah agama Kristen mendominasi benua Eropa, perkembangan seni rupa klasik Barat menurun dan akhirnya menghilang.
iklane

2. Seni Rupa Klasik Baru (Neo-Clasisme)


Pada zaman Renaissance (abad XIII) bangsa Eropa mulai mengalihkan kembali perhatiannya kepada Yunani Kuno, terutama pada filsafat dan seni. Dalam seni rupa realisme Yunani diterapkan kembali hingga lahirlah seni rupa klasik baru.
Seni rupa Renaissance sangat menonjol dalam seni lukisnya. Tema agama masih dominan, terutama pada lukisan tempera di rumah ibadah.

Seniman besar pada zaman ini antara lain :
  • Leonardo da Vinci (1452-1519). Seorang pelukis, pemahat, arsitek, musikus, dan ahli matematika. Lukisannya yang terkenal adalah Monalis.
  • Michelangelo (1475-1564). Kukisannya yang termasyur berupa lukisan tempera di kubah Gereja St. Pieters di Roma. Selain itu ia juha membuat patung Nabi Daud dan Nabi Musa dari marmer.
  • Raphael (1463-1520). Lukisannya yang terkenal adalah Madona.
 3. Zaman Barok

Mulai diterapkan pola-pola akademis pada seni lukis, patung, dan arsitektur, sehingga, berdiri sekolah-sekolah seni rupa. Pola estetika dijaga ketat. Segala penyimpangan dianggap tidak artistik.
Gaya seni para sekitar abad XVI sampai abad XIX disebut gaya seni Barok atau klasik akademis. Tema lukisannya berkisar pada keagamaan, raja-raja dan keluarganya. Salah satu ciri seni rupa Barok ialah mengandung kesan mewah.

Awal Perkembangan Seni Modern

1. Romantisme

Pada abad XIX imperialisme dan kolonialisme mencapai masa puncaknya, sementara industrialisme mulai berkembang. Kemudian muncul kisah-kisah heroik dan dramatis dalam bentuk roman. Pengaruhnya dalam seni lukis melahirkan Romantisme, yang temannya berusaha mengungkapkan kisah-kisah dramatis, kepahlawanan dan mengharukan. Pelukis aliran romantisme yang terkenal diantaranya : Delacroix (Prancis), William Blake (Inggris), dan Raden Saleh (Indonesia).
Selain itu patung La Marseillaisse karya Rude yang menghiasi kota Paris adalah juga salah satu patung beraliran romantisme.

2. Realisme

Seperti yang telah diuraikan, bahwa pertentangan antara aliran yang satu dengan aliran yang lain sering menimbulkan sesuatu yang baru. Begitu juga di sini, ketidaksetujuan terhadap keadaan yang tanpa realitas dengan anggapan, "Lukisan adalah sejarah bagi zamannya". Sehingga penyimpangan dianggap mengelabui sejarah. Para pelukis realis ini lebih banyak melukis di sanggar dengan tema perilaku kehidupan manusia ketika itu. Tokohnya : Gustava Coubert (1819-1877). Sedangkan pelukis Indonesia adalah Hendra, Abdullah, Basuki Abdullah, Sudjojono.

3. Naturalisme
Orang sering keliru antara lukisan realis dan naturalis, karena keduanya memang sama-sama melukiskan alam nyata. Akan tetapi realisme bertolak dari kenyataan perilaku kehidupan manusia, sedangkan naturalisme dari kenyataan yang ditangkap oleh indera mata ketika itu. Kelompok pelukis ini yang terkenal adalah "BARBIZON" dengan tokoh-tokohnya : Theodora Rouseau, Julis Dupre, Charles Prancois, Daubighy, Jen, F. Millet, Jean B. Camillet, dan Corot. Sedangkan di Indonesia yang terkenal adalah Wahdi Sumanta seorang pelukis dari Bandung.

4. Impresionisme

Kebiasaan pelukis aliran Realisme selalu melukis di sanggar, yang tentu saja dapat menimbulkan kejenuhan. Dengan dipelopori oleh kelompok Barbizon, mereka mulai melukis di alam bebas. Akan tetapi dalam proses melukis ini diperlukan kecepatan dalam menangkap bentuk yang dipantulkan oleh cayaha, walaupun hasilnya tidak mendetail. Aliran ini disebut juga Realisme Cahaya "Light Painting", dengan tokohnya Monet, Pisaro, Manet, Maquet, Renior dan Degas. "The Orcestre of Opera" Circa 1870 karya Degas.
iklane

5. Pointilisme

Karya seniman G. Serat (aliran Impresionisme) cenderung menggunakan teknik titik-titik warna. Dengan karyanya ini menjadikan ia sebagai tokoh pointilisme. Dalam penumpukan warna ia dipengaruhi oleh teori warna.

6. Ekspresionisme

Sangat berbeda halnya dengan kelompok seniman lain, dalam Ekspresionisme yang diungkapkan adalah luapan perasaan. Kebebasan distori, bentuk dan warna untuk melahirkan emosi atau sensasi dari dalam. Pelukis aliran ini mengolah pengalaman hidup, penderitaan batin, perasaan/emosi bukan hanya berdasarkan panca indera, melainkan dengan kejiwaan.
Tokoh-tokohnya : Vincent Van Gogh, Paul Gauguin, Die Brucke, D. Blaue Reiter. Sedangkan di Indonesia, Affandi dan Popo Iskandar.

Postingan populer dari blog ini

Pengemasan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak

Pertunjukan Tari, Rias Cantik atau Tampan, Rias Tokoh

Olah Suara atau Vokal dengan teknik Pernapasan, Senam Wajah, Senam Lidah, Senam Rahang Bawah, Latihan Tenggorokan, Berbisik, Mengerik dan Bergumam, Bersenandung